Archive for Agustus 2010

/

Perkembangan Spiritual (Edward Wilson. Carl Jung. Victor Frankl. James Fowler)

Definisi spiritual menurut individu dipengaruhi oleh beberapa hal:
Kultur
Perkembangan
Pengalaman hidup, dan
Ide-ide seseorang tentang hidup


Pengertian spiritual, sulit dibedakan dengan agama & kereligiusan.
Agama (religion)
Agama mengacu pada lembaga-lembaga dan sistem yang terdiri dari struktur organisasi, kode perilaku, dan simbol sistem mendefinisikan asumsi dan keyakinan dirancang untuk menciptakan pada orang kuat, komprehensif, dan abadi pandangan dan sikap dunia.


Religiusitas (religiousness)
* Religiusitas (religiousness) subyektifitas seseorang  mengalami dan interpretasi.
* Kereligiusan rentan terhadap analisis psikologis.
* Agama yang sama dapat direkonstruksi dan mengalami berbagai hal yang berbeda untuk beberapa tipe religiusitas (religiousness)

Spiritual
Pengalaman subjektif dari apa yang relevan secara eksistensial untuk manusia.
Spiritualitas tidak hanya memperhatikan apakah hidup itu berharga, namun juga fokus pada mengapa hidup berharga.


Perkembangan Spiritual
Usia anak-anak
Merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman.
Perilaku yang didapat antara lain : adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut.

Usia Remaja Akhir.
Sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spiritual Mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan .


Usia Awal Dewasa
Merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses pertanyaan akan keyakinan atau kepercayaan.
Pemikiran sudah bersifat rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional.



Edward Wilson
Edward Wilson
Seorang sosiobiologis yang mengemukakan pendapat bahwa agama dan spiritualitas tidak dapat dipisahkan.
Manusia memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan peraturan dalam memecahkan masalah.
Manusia juga memiliki keinginan kuat mengenai keteraturan dalam hidup
Agama adalah salah satu dari sedikit kebiasaan manusia yang unik.



Lorenz dan Tinbergen berargumen bahwa gerakan-gerakan hewan seperti menari dan ritual-ritualnya hampir sama dengan manusia dalam upacara keagamaan.

Namun hal ini dibantah Wilson. Menurutnya apa yang dilakukan hewan tersebut adalah sebuah cara berkomunikasi, sedangkan upacara kegamaan adalah hal yang lebih dari sekadar berkomunikasi.

Menurut sosiobiologi, agama berkembang melalui 3 tahapan:
Objectification.
Pertama sebuah persepsi akan dijelaskan. Kemudian objectification muncul dimana melibatkan gambaran dan pengertian yang sederhana. Misalnya baik versus buruk, surga versus neraka.
Commitment.
Manusia mencurahkan hidupnya pada gagasan di atas. Di luar komitmen ini, mereka mau membantu orang-orang yang memiliki atau melakukan hal yang sama.

Mithyfication.
Pada tahap ini sebuah cerita berkembang, mengenai mengapa orang-orang religius memiliki tempat yang khusus di dunia. Cerita-cerita ini rasional dan meningkatkan pemahaman mengenai fisik sama bagusnya dengan dunia spiritual. Dalam cerita-cerita ini juga terdapat bagaimana dan mengapa dunia diciptakan.



Edward Wilson
Tidak heran bila Wilson melihat bahwa ilmu pengetahuan mengambil tempat teologi saat ini.
Ilmu pengetahuan telah menjelaskan kekuatan-kekuatan alam lebih efektif dari pada teologi.
Faktanya, ia menegaskan bahwa imu pengetahuan telah menjelaskan teologi itu sendiri.
Walaupun ia berpendapat teologi telah tersingkir, namun tidak begitu dengan agama.
Selama agama membuat pengikutnya bertahan dan bertambah, Wilson berpendapat, agama akan terus berkembang.
Carl Jung
Carl Jung
Jung murid Freud
Namun, Jung merasa bahwa apa yang telah dikemukakan oleh Freud tidak cukup untuk menjelaskan perkembangan selama masa dewasa.
Menurut Jung, neurosis terjadi karena adanya ketidaksetimbangan (disharmony) antara alam sadar individu (individual consciousness) dan archetype masyarakat dalam lingkungannya (the greater archetypal world). Dalam proses perseteruan keduanya, alam bawah sadar masing-masing individu akan mengalami pertumbuhan dan pendewasaan psikologis atau yang sering disebut dengan istilah individuation

Teori Jung menghubungkan antara religiusitas dengan perkembangan spiritual.
Menurut Jung setiap individual mampu mengatasi tekanan, pengabaian, dan penolakan dalam kehidupan personal. Itu mengapa individu berkembang secara keseluruhan, sehingga keluruhan bagian berintegrasi menjadi satu bagian diri. Proses ini yang menjadikan sebuah diri yang terintegrasi, kepercayaan berada pada peran yang sentral.

Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan kenyataan yang dinginkan dengan kebutuhan personal. Kepercayaan sebagai peran sentral akan membantu keseimbangan berada pada arah tepat ketika berelasi dengan archetypes. Karena kereligiusan merupakan proyeksi dari archetypes pesan dari jiwa dan pesan dari kepercayaan memiliki kesamaan bentuk dan bisa diterjemahkan oleh orang lain.



2 tahap perkembangan spiritual Jung
Bagian Pertama dalam Hidup
Sebagian besar manusia menampakkan perbedaan dengan manusia yang lain pada pertengahan hidup mereka, sekitar usia 35 tahun.
Maka dari itu masing-masing individu akan tampak berbeda dengan orang lain pada usia ini.


Bagian Kedua dalam Hidup
Bagian kedua dari hidup mereka merupakan kebalikan dari bagian yang pertama.
Tujuan dari hidup mereka adalah perubahan terhadap keseluruhan dan kesatuan dari kepribadiannya.
Pada tahap ini, seseorang seharusnya mampu melihat lagi ke dalam dirinya dan melakukan introspeksi



Tujuan dari introspeksi yang dilakukan adalah:
Menemukan arti dan tujuan dari hidup;
Mendapatkan pandangan dari orang lain, menentukan nilai-nilai dan aktifitas yang dianggap dapat menginvestasikan energi dan kreatifitas; dan
Persiapan untuk tahap akhir dari hidup, kematian.

Victor Frankl

Frankl (1967) menggambarkan kehidupan manusia sebagai pengembangan dalam 3 tahap interdependensi, menurut dimensi utama tiap tahapannya.

The Somatic (physical) dimension.
Menurut dimensi ini, semua orang akan termotivasi oleh perjuangan mereka untuk mempertahankan diri, hidup mereka, dan sesama manusia dalam bertahan hidup. Dimana niat ini sepenuhnya didorong oleh naluri yang sudah ada sejak lahir dan berlanjut hingga sepanjang hidup.

The psychological dimension.
Kepribadian mulai terbentuk dari lahir dan terus berkembang sebagai hasil dari naluri, dorongan, kapasitas, dan interaksi oleh lingkungan. Dimensi psikologis ini dan dimensi somatic lebih atau benar-benar dikembangkan oleh individu ketika individu mencapai masa dewasa awal.

The noetic dimension.
* Dimensi ini berasal dari masa kanak-kanak tetapi perkembangan utamanya ada dalam tahap perkembangan akhirnya yaitu masa remaja akhir.
* Spiritualitas bukan hanya sebagai keyakinan religiusitas tetapi juga sebagai totalitas dalam pencarian makna hidup.


James Fowler
James Fowler
Menggabungkan antara peran ketidak-sadaran, kebutuhan (needs), perjuangan pribadi, dan pertumbuhan kognitif

Dia sangat yakin bahwa kebutuhan kognitif dan emosional tidak dapat dipisahkan dari perkembangan spiritual

6 tahap perkembangan:
Intuitive-projective faith
Usia minimal: 4 tahun
fokus individu pada kualitas permukaan, seperti dilukiskan oleh orang dewasa
Mythical-literal faith
Usia minimal: 5-6 tahun
Peran fantasi berhenti dan berubah menjadi pengetahuan sebagai sumber informasi anak pada tahap ini, dan verifikasi fakta menjadi penting

Poetic-conventional faith
Usia minimal: 12-13 tahun
Individu mulai sadar bahwa untuk mendapatkan kebenaran tidak hanya ada satu cara. Mereka tetap belajar dari fakta sebagai sumber informasi, tapi mereka juga mulai percaya terhadap judgement mereka sendiri dan selektif terhadap figur otoritas
Individuating-reflective faith
Usia minimal: 18-19 tahun
Mulai bertanggung jawab atas kepercayaan, sikap, komitmen, serta gaya hidup mereka

Paradoxical-consolidation faith
Usia minimal: 30 tahun
Orang mulai sadar bahwa pendekatan lain terhadap pertanyaan-pertanyaan kompleks yang bersifat metafisik (seperti supernatural dan Supreme Being bisa sahih seperti kepercayaannya )
Universalizing faith
Usia minimal: 40 tahun
Individu hidup dalam dunia yang sebenarnya. Orang telah menemukan eksitensi dan bertindak demi eksistensi

/

MODEL-MODEL PENELITIAN DALAM PERKEMBANGAN

Pengamatan
Melihat berbeda dengan pengamatan
Kita melihat benda ke sepanjang waktu, tetapi melihat ibu dan bayinya secara kebetulan bukanlah pengamatan ilmiah.
Jika anda bukan seorang pengamat yang terlatih dan tidak mempraktekkan keterampilan anda secara teratur, anda mungkin tidak mengetahui apa yang harus anda lihat, dan mungkin tidak mengingat apa yang anda lihat, dan anda mungkin tidak mengkomunikasikan pengamatan anda secara efektif.
Pengamatan Efektif
Agar pengamatan efektif, kita harus mengetahui apa yang sedang kita cari, siapa yang sedang kita amati, kapan dan dimana kita mengamati, bagaimana pengamatan akan dilakukan, serta dalam bentuk apa pengamatan itu direkam. Pengamatan harus dilakukan dengan cara yang sistematis.
Pengamatan Laboratoruim
Ketika kita mengamati, kadang-kadang penting mengendalikan faktor-faktor tertentu yang menentukan perilaku, tetapi bukan fokus penyelidikan kita. Atas pertimbangan ini banyak penelitian psikologi dilakukan di laboratorium, suatu setting yang dikendalikan, yang menjauhkan banyak faktor “dunia nyata” yang kompleks.
LANJUTAN….
Akan tetapi, penelitian laboratorium sebenarnya memiliki sejumlah kekurangan
Pertama, hampir tidak mungkin melakukannya tanpa partisipan mengetahui bahwa mereka sedang dipelajari.
Kedua, setting laboratorium barangkali tidak alamiah dan oleh karena itu menyebabkan perilaku partisipan tidak alamiah. Subjek biasanya memperlihatkan perilaku yang kurang agresif di dalam suatu laboratorium dibandingkan dalam suatu setting alamiah yang lebih akrab, seperti taman atau rumah.
Ketiga, beberapa aspek perkembangan masa hidup sulit, jika bukan tidak mungkin, diuji dalam suatu laboratorium. Misalnya, menciptakan keadaan yang mendorong konflik perkawinan.
Pengamatan Alamiah (Naturalistic Observation)
Pengamatan alamiah memberikan pemahaman yang kadang-kadang tidak dapat kita peroleh di dalam laboratorium. Dalam pengamatan alamiah (naturalistic observation), seorang ahli mengamati perilaku di dalam setting dunia nyata dan tidak melakukan upaya apapun untuk mengubah dan mengendalikan situasi.
STUDI KASUS
Studi Kasus (case study) ialah suatu pandangan yang mendalam terhadap seorang individu, digunakan terutama oleh para pakar psikolog klinis ketika aspek-aspek yang unik dari kehidupan seorang individu tidak dapat diduplikasi, baik untuk alasan-alasan praktis maupun etis.
Studi kasus memberi informasi tentang kekuatiran, harapan, fantasi, pengalaman traumatis, latar belakang pendidikan, relasi keluarga, kesehatan, atau sesuatu yang menolong psikolog memahami pikiran dan perilaku individu
STUDI KASUS (CONT…)
Studi kasus digunakan untuk memperoleh informasi yang detail pada satu atau sebagian kecil kasus dan sering kali digunakan dalam bidang psikologi kesehatan dan klinis, terutama untuk kasus-kasus yang jarang terjadi atau yang baru terjadi (belum pernah terjadi sebelumnya) ataupun kasus-kasus yang komplek atau rumit
STUDI KASUS (CONT…)
Sejarah kasus memberi potret yang dramatis dan mendalam tentang kehidupan manusia, tetapi kita perlu berhati-hati ketika menggeneralisasikan informasi ini. Subyek studi kasus adalah unik, dengan bangunan genetis dan pengalaman yang tidak dimiliki oleh siapapun. Selain itu, studi kasus melibatkan pertimbangan reliabilitas yang tidak diketahui, dalam arti biasanya tidak dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah para pakar psikologi lain bersepakat dengan pengamatan ini
SURVEI
Kadang-kadang cara terbaik dan tercepat untuk memperoleh informasi dari orang-orang adalah dengan cara meminta informasi dari mereka. Para psikolog menggunakan wawancara dan kuisioner (survei) untuk mengetahui pengalaman-pengalaman dan sikap-sikap individu. Kebanyakan wawancara berlangsung tatap muka (face-to-face), walaupun dapat juga berlangsung melalui telepon
Model wawancara beragam, mulai dari yang sangat tidak terstruktur hingga yang sangat terstruktur
SURVEI
Pewawancara yang berpengalaman mengetahui bagaimana memudahkan responden dan mendorong mereka untuk terbuka. Pewawancara yang berkompeten peka terhadap cara responden menjawab pertanyaan-pertanyaan dan selalu menggali lebih banyak informasi
Para pakar psikologi juga menggunakan kuisioner atau survei untuk mengumpulkan informasi.
SURVEI
Kuisioner (questionnaire) sama dengan wawancara yang sangat terstruktur kecuali responden membaca pertanyaan-pertanyaan dan menandai jawaban-jawaban mereka di atas kertas dan bukan menjawab secara verbal kepada pewawancara.
Salah satu keuntungan utama survei dengan kuisioner ialah dapat dengan mudah diberikan kepada sejumlah besar responden.
Survei yang baik memiliki pertanyaan-pertanyaan yang konkret, spesifik, dan tidak ambigu serta memungkinkan penilaian akan keaslian jawaban
METODE KORELASIONAL
Dalam strategi korelasional tujuannya adalah menggambarkan kekuatan relasi antara dua atau lebih peristiwa atau karakteristik. Strategi ini sangat berguna karena semakin kuat peristiwa korelasi (dihubungkan atau diasosiasikan) semakin efektif kita dapat meramalkan salah satu peristiwa atau ciri dari peristiwa atau ciri lain
KELEBIHAN KORELASIONAL
Dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau lebih variabel. Dalam hal ini hubungan antar variabel bisa berupa hubungan positif (dua variabel yang saling berhubungan meningkat atau menurun secara positif) atau hubungan negatif (dua variabel memiliki korelasi negatif/berlawanan bila nilai salah satu variabelnya menurun ketika variabel lainnya meningkat).
Jika ada hubungan, dapat juga diketahui kuat-lemahnya hubungan kejadian atau karakteristik tersebut
Memungkinkan prediksi satu variabel berdasarkan variabel yang lain (bisa menyarankan hipotesis tentang hubungan kausal)
KELEMAHAN KORELASIONAL
Tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan bahwa satu kejadian mempengaruhi kejadian yang lain (korelasi tidak sama dengan hubungan sebab akibat)
Adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi tetapi tidak dipertimbangkan
CONTOH INTERPRETASI
Contoh I
Umpamakan bahwa orang-orang yang menghasilkan banyak uang memiliki harga diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang menghasilkan sedikit uang.

Contoh II
Salah satu dari empat masalah kesehatan nasional utama, yakni tekanan darah tinggi. Apabila kita menemukan bahwa tekanan darah tinggi diasosiasikan dengan ketidakmampuan untuk mengelola stres, maka kita dapat menggunakan ketidakmampuan mengelola stres untuk meramalkan tekanan darah tingg

METODE EKSPERIMENTAL (LANJUTAN)
Misal: penelitian eksperimen tentang pengaruh pelatihan manajemen waktu terhadap nilai remaja di sekolah.
Untuk melakukan eksperimen, peneliti membutuhkan sekelompok remaja yang mengikuti pelatihan dalam manajemen waktu dan sekelompok lain yang tidak mengikuti pelatihan itu. Misal: pembagian dilakukan dengan random assignment.
Randomisasi (random assignment) terjadi bila peneliti membagi subyek ke kelompok kontrol dan eksperimental secara acak, sehingga mengurangi kemungkinan bahwa hasil eksperimen disebabkan oleh perbedaan yang memang sudah ada dalam kedua kelompok tersebut, seperti usia, kelas sosial, intelegensi, dsb.


METODE EKSPERIMENTAL (LANJUTAN)
Variabel bebas (independent variable), yaitu faktor eksperimental yang berpengaruh dan dimanipulasi dalam eksperimen.
Pelatihan manajemen waktu = variabel bebas.
Variabel terikat (dependent variable), yaitu faktor yang diukur dalam eksperimen; variabel tersebut dapat berubah karena adanya manipulasi pada variabel bebas.
Nilai remaja di sekolah = variabel terikat.


METODE EKSPERIMENTAL (LANJUTAN)
METODE EKSPERIMENTAL (LANJUTAN)
Tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan metode eksperimen daripada metode korelasional.

Bukan merupakan penelitian dengan fokus yang masih baru sehingga hanya ada sedikit pengetahuan tentang faktor mana yang perlu dimanipulasi (misalnya faktor-faktor yang terkait dengan AIDS).
Bukan merupakan variabel yang secara fisik tidak mungkin untuk dilakukan tindakan manipulatif, misalnya bunuh diri (misalnya bunuh diri).
Bukan merupakan variabel yang tersandung masalah etis dalam upaya manipulasi terhadapnya, misalnya menentukan keterkaitan antara strategi pengasuhan dan kompetensi remaja (misalnya menentukan asosiasi antara penyakit dan terpaan bahan kimia berbahaya).

/

Terkemb TEORI PERKEMBANGAN KOGNISI   ( JEAN  PIAGET )

PENGERTIAN

Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah  pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan ( Neisser, 1976).
Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda, antara lain adalah :

Struktur Disebut juga scheme (skemata/Schemas). Struktur & organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework”-nya sendiri.

b. Isi Disebut juga content, yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu masalah.
c. Fungsi Disebut fungtion, yaitu suatu proses dimana struktur kognitif dibangun. Semua organisme hidup yg berinteraksi dengan lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi & adaptasi.
Empat tahap perkembangan menurut Piaget :
Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget.
b. Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.

c. Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget.

d. Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget.

Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata (Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema.
Piaget memakai istilah scheme secara interchangeably dengan istilah struktur. Scheme adalah pola tingkah laku yang dapat diulang . Scheme berhubungan dengan :
-   Refleks-refleks pembawaan : misalnya bernapas, makan, minum.
-   Scheme mental : misalnya scheme of classification, scheme of operation. ( pola tingkah laku yang masih sukar diamati seperti sikap, pola tingkah laku yang dapat diamati)

Proses terjadinya adaptasi dari skemata yang telah terbentuk dengan stimulus baru dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1.      Asimilasi
Adalah proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata yang telah terbentuk / proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk mengatasi masalah dalam lingkungannya.


2.      Akomodasi
Adalah proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung/ proses perubahan respons individu terhadap stimuli lingkungan.

IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN
Pengaplikasiannya di dalam belajar : perkembangan kognitif bergantung pada akomodasi. Kepada individu diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tak dapat belajar dari apa yang telah diketahuinya saja. Ia tak dapat menggantungkan diri pada asimilasi.
KRITIK TERHADAP TEORI PIAGET

Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima prinsip-prinsip umum Piaget , Namun, ada juga peneliti yang meributkan detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu menyelesaikan tugas-tugas spesifik.

Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget.
Studi-studi McGarrigle dan Donaldson serta Baillargeon dan DeVos menyatakan bahwa Piaget terlalu meremehkan kemampuan anak-anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua.
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF VYGOTSKY

Vygotsky adalah pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri.

KONSEP SOSIOKULTURAL
Ada 3 konsep penting dalam teori sosiogenesis Vygotsky tentang perkembangan kognitif yaitu genetic law of development, zona of proximal development, dan mediasi.
Teori Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan.
PERKEMBANGAN BAHASA
Menurut Vygotsky, bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu memecahkan masalah.
ZONE PERKEMBANGAN PROKSIMAL
Vygotsky membedakan antara aktual development dan potensial development pada anak.
Aktual development ditentukan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru.
Potensial development membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah di bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.

KONSEP SCAFFOLDING

Scaffolding merupakan suatu istilah yang ditemukan oleh seorang ahli psikologi perkembangan-kognitif masa kini, Jerome Bruner, yakni suatu proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan proksimalnya.

KONSTRUKTIVISME
Konstruktivisme adalah suatu teori belajar yang mempunyai suatu pedoman dalam filosofi dan antropologi sebaik psikologi.

Penyelidikan atau pengalaman fisik, pengalaman pendidikan adalah kunci metode konstruktivisme.

Pendukung konstruktivisme percaya bahwa pengalaman melalui lingkungan, kita akan mengikat informasi yang kita peroleh dari pengalaman ini ke dalam pengertian sebelumnya, membentuk pengertian baru.

Para konstruktivisme menekankan peranan motivasi guru untuk membantu siswa belajar mencintai pelajaran.
Pengaruh Sosio-Kultural pada Perkembangan Kognisi
Menurut Vygotsky, anak adalah seorang eksplorer yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi, sangat aktif dalam pembelajaran, selalu ingin menemukan sendiri, dan mengembangkan pemahaman baru.
Vygostky berpendapat bahwa, pembelajaran pada anak terjadi melalui interaksi sosial dengan tutor yang lebih berpengalaman.

Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan harus dilihat dari perspektif 4 tahap yang saling berhubungan dalam interaksi anak dengan lingkungan:

1. Perkembangan Ontogenic, adalah perkembangan individu sepanjang hayat, digunakan oleh hampir semua ahli psikologi dalam menganalisa perkembangan manusia.



2.Perkembangan Microgenic, mengacu pada perubahan yang terjadi pada waktu yang relatif singkat.
3.Perkembangan Phylogenic adalah perubahan yang berskala evolusi, diukur dalam ribuan dan bahkan jutaan tahun
4.Perkembangan Sociohistorical, mengacu pada perubahan yang terjadi pada budaya, kepercayaan, norma, dan teknologi.

/

Terkemb (Teori Ekologi Brofenbenner)

Teori Psikologi Perkembangan
Teori Ekologi Brofenbenner
Teori ekologi (ecological theory) ialah pandangan sosiokultural Brofenbrenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agent) yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berkembang luas.

Lima sistem lingkungan Brofenbrenner :

Mikrosistem (microsystem) dalam teori ekologi Brofenbrenner ialah setting dimana individu hidup.

Mesosistem (mesosystem) dalam teori ekologi Brofenbrenner meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks.

Eksosistem (exosystem) dalam teori ekologi Brofenbrenner dilibatkan pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain –dimana individu tidak memiliki peran yang aktif- mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat.

Makrosistem (macrosystem) dalam teori Brofenbrenner meliputi kebudayaan dimana individu hidup.

Kronosistem (chronosystem) dalam teori Brofenbrenner meliputi pemulaan peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan-keadaan sosiohistoris.
GAMBAR TEORI EKOLOGI BRONFENBENNER
PERILAKU GENETIK
Perilaku genetis fokus pada efek hereditas dalam perbedaan individu. Perilaku dipercaya dipengaruhi oleh gen-gen dari beberapa orang yang memiliki relasi dekat, misalnya saja anak dengan orangtua.

Beberapa temuan menunjukkan bahwa lingkungan mempengaruhi nilai IQ juga, tetapi bahwa efeknya mungkin bersifat sementara.
Kesimpulan ini disarankan oleh fakta bahwa skor IQ anak kembar lebih kuat berkorelasi di masa kanak-kanak, ketika mereka hidup bersama, daripada di masa dewasa, ketika mereka tidak berada di lingkungan yang sama.

Perilaku genetika juga mempelajari bagaimana individu mempengaruhi lingkungan di mana mereka berkembang, sebuah fenomena yang dapat terjadi melalui salah satu atau kedua hal berikut:
Pertama, anak mewarisi gen dari orang tuanya, yang juga menciptakan lingkungan di mana ia tumbuh dewasa (Reiss, 1998).
Kedua, pola unik tiap anak mewarisi sifat dari orangtuanya, mempengaruhi cara dia berperilaku dengan orang lain yang pada akhirnya mempengaruhi cara orang dewasa dan anak-anak lain menanggapinya (Saudino & Plomin, 1997).
  Etologi dan Sosiobiologi
Etologi
Etologi menekankan pada landasan biologis dan evolusioner perkembangan. Imprinting dan critical period merupakan konsep kunci.
Pada dasarnya, sumber dari semua perilaku sosial ada dalam gen.
Lanjutan…..
Para penganut etologi menentukan perilaku bertahan secara genetik dianggap berkembang melalui seleksi alam.
Banyak spesies muda mudah diserang oleh pemangsa. Sebagai konsekuensinya, gen mereka mengarahkan mereka untuk membentuk suatu hubungan dengan anggota spesies lain yang lebih matang sejak dini dalam kehidupan mereka. Salah satu hasil hubungan dari suatu proses disebut imprinting, di mana beberapa spesies yang baru lahir belajar untuk mengenali berbagai karakteristik dari organisme pelindung dalam studi mengenai imprinting di antara hewan-hewan secara luas (Lorenz, 1935).

Lanjutan…..
Para penganut etiologi percaya bahwa hubungan emosional dibutuhkan bayi untuk bertahan hidup (Bowlby, 1969, 1980). Mereka menegaskan bahwa evolusi memproduksi gen yang menyebabkan manusia membentuk relasi ini.

Sosiobiologi
Sosiobiologi adalah studi tentang masyarakat yang menggunakan metode-metode dan konsep-konsep ilmu biologi.
Ketika diterapkan dalam perkembangan manusia, sosiobiologi menekankan bahwa gen membantu kelompok untuk bertahan hidup.
Para penganut sosiobiologi menekankan bahwa manusia secara individual mempunyai kesempatan terbaik untuk bertahan hidup ketika mereka hidup dalam kelompok. Oleh karena itu, mereka menyatakan evolusi menyediakan manusia-manusia dengan program genetik, yang membantu kita untuk bekerja sama.

Kritik terhadap Etiologi dan Sosiologi
Para pengeritik etologi dan sosiobiologi menekankan bahwa teori-teori ini meremehkan dampak dari lingkungan. Selain itu, teori-teori ini sulit untuk dites.
Berbagai Asumsi tentang Perkembangan
Ketika kita berkata bahwa sebuah teori menjelaskan sesuatu tentang perkembangan, artinya kita menganggap perspektif tersebut sudah pasti benar. Kita berpikir bahwa asumsi-asumsi teori tersebut sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan tentang development (perkembangan).

Satu pertanyaan ditujukan pada isu yang aktif atau pasif.
Contohnya seperti : apakah individu terbentuk secara aktif karena perkembangannya sendiri? Atau apakah individu sebagai penerima pasif dari pengaruh-pengaruh lingkungan disekitarnya?

Seperti isu yang sering diperdebatkan mengenai nature vs nurture. Mana yang lebih mempengaruhi perkembangan seseorang.

isu mengenai continuity vs discontinuity yang menjadi sumber perdebatan para ahli perkembangan. Muncul pertanyaan apakah perkembangan terjadi secara continuity atau discontinuity?
Usefullness (Kegunaan)
Satu cara untuk mengevaluasi kegunaan adalah dengan menilai kemampuan teori untuk menghasilkan prediksi yang dapat diuji menggunakan metode ilmiah.
Mengevaluasi kegunaan teori...
Menilai kemampuan teori untuk menghasilkan prediksi yang dapat diuji menggunakan metode ilmiah
Nilai heuristik
Nilai praktis

KEMAMPUAN TEORI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI YANG DAPAT DIUJI MENGGUNAKAN METODE ILMIAH
Sebagai contoh, seperti yang telah kita pelajari di awal bab ini, satu kritik terhadap teori Freud adalah banyak dari pernyataannya sulit untuk diuji. Sebagai perbandingan, ketika Piaget mengklaim bahwa sebagian besar anak-anak dapat memecahkan permasalahan operasional konkrit pada usia 7 tahun, dia membuat pernyataan yang tegas yang mudah diuji.
Nilai heuristik
Nilai heuristiknya adalah suatu tingkat dimana menstimulasi pemikiran dan penelitian
Dalam terminologi nilai heuristik, teori Freud dan Piaget dengan sama mendapatkan nilai yang tinggi. Keduanya bertanggungjawab untuk jumlah yang sangat dalam berteori dan penelitian mengenai perkembangan manusia
Nilai praktis
Sebuah teori mungkin dapat dianggap berguna jika menyediakan solusi pada permasalahan
Sebagai contoh seseorang yang menderita serangan kecemasan dapat berlatih untuk menggunakan biofeedback, sebuah teknik yang diperoleh dari teori kondisioning untuk mengelola kecemasan.

Tidak masalah berapa banyak hipotesis atau teknik praktis yang dapat diuji yang dihasilkan sebuah teori, hal itu akan memiliki sedikit atau bahkan tidak berguna sama sekali bagi ahli perkembangan jika hal itu tidak menjelaskan fakta dasar dari perkembangan.
Berdasarkan kriteria ini, teori belajar khususnya klasikal dan pengkondisian operan dipandang oleh banyak ahli perkembangan sebagai teori yang kurang berguna dibanding perspektif lain.
Kesimpulan...
Inti dari membandingkan teori ini bukan untuk menyimpulkan yang mana yang benar.
Perbandingan itu membantu untuk menyatakan kontribusi uniknya, masing-masing dapat membuat sebuah pemahaman komprehensif mengenai perkembangan manusia.

/

PMDO

HUMAN RESOURCE MANAGEMENT. (An Introduction) :Human resource management is the function performed in an organization that facilitates the most effective use of people(employees) to achieve organizational and individual goals

Human Resources Management (HRM) is the design of formal systems in an organization that ensure the effective and efficient use of human talent to accomplish organizational goals.


Acquiring Human Resources
1.Human Resources Planning
2.Recruitment
3.Selection and Screening
4.Orientation
5.Training and Development
6.Performance appraisal
7.Rewards and Recognition
8.Retention and Replacement


Function of Human Resources Management


Planning-it
is an ongoing process of developing business mission and objective &formulating the action to accomplish that . Identification of needs of employee & to predict the future changes are part of planning
Organizing-It is establishment of internal organization structure .Its focus is on division coordination & control of task . In this function HR manager assign the responsibility and authority to job holder.
Staffing-It is filling the position with qualified people and keeping it filled . Recruiting hiring training evaluating transferring are the specific activity of this function.
Directing-it is process of maximum utilization of human resources contribution . It also includes forming good human relation& coordination among different level of department
Controlling-It is establishing performance standard based on organizations goal measuring them and comparing the actual performance to standard performance & taking proper action .

Operative Functions
Employment
Human Resources Development
Compensation
Employee Relations

Functions of HRM
Managerial Function
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Controlling
Operative Function
Employment
HR development
Compensation
Employee relation

Strategy
Structure
Systems
Staff
Skills
Style
Values
How do we work toward our objectives?
How should we be organised?
What will be our procedures?
What staff do we need?
What competencies do our staff need?
How should we manage/communicate/motivate?
What beliefs do we share?

Find it!

Theme Design by devolux.nh2.me. Blogger Templates for WP 2 Blogger sponsored by Cinta.

Followers